Background

Friday, March 1, 2013

Meneladani Kisah Hidup Alumni Unesa, Direktur PEAC Bromo

Sempat Tidak Serius Kuliah


“Hadir dan mengalir. Hadir berarti keberadaan saya diakui oleh lingkungan dimana saya berada. Mengalir berarti mampu memberi manfaat bagi sesama dalam harmoni kehidupan”

Itulah prinsip hidup yang dipegang teguh oleh Samsul Hadi, alumni Universitas Negeri Surabaya angkatan 1972. Melanglang buana sebagai seorang pengusaha sukses, direktur PEAC Bromo (Promoting Enterprise Access to Credit)  ini sibuk dengan profesinya sebagai social enterpreneur untuk urusan bisnis, asosiasi bisnis, komunitas bisnis, dan organisasi sosial.

Sumber: peacbromo.co.id

PEAC Bromo
PEAC Bromo adalah perusahaan yang bergerak di bidang  Social Investment, Community Development, dan Business Development. Didirikan pada tahun 2004, sebagai upaya untuk membantu Usaha Kecil menengah (UKM) dalam memperbaiki performa bisnisnya melalui peningkatan akses ke sumberdaya produktif, inovasi, akses pembiayaan, dan pemasaran.
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang bidang  Social Investment, Community Development, dan Business Development, PEAC Bromo sejak awal berdirinya turut aktif berkontribusi di dalam menyelesaikan problem nasional terutama dibidang Usaha Kecil dan Menengah.  Aktivitas tersebut merupakan salah satu langkah lembaga dalam memperkuat kapasitas pendampingan dan pemberdayaan masyarakat khususnya melalui program penguatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Negara sejahtera bila sebagian besar rakyatnya mampu menopang pendapatan negara melalui bisnis yang kuat. Jumlah usaha di Indonesia didominasi oleh UKM, yakni lebih dari 99 persen. Namun kualitas bisnis UKM masih jauh dari harapan. Saya melihat ada peluang besar untuk berkontribusi memajukan Indonesia melalui pemberdayaan UKM. Itulah yang memotivasi saya untuk terjun ke bidang usaha kecil dan menengah ini,” terang pria kelahiran Kediri, 21 april 1965 itu.
Pria yang akrab dipanggil Cak Sam itu tidak menyangka akan berprofesi sebagai social entrepreneur. Ia mengaku lahir dan besar di lingkungan urban perkotaan di kota kecil yang heterogen. Ada banyak etnis di sana. Juga ada beragam agama yang hadir. Watak terbentuk untuk toleran, care, dan membaur dengan beragam manusia. Lingkungan bisnis juga tidak asing karena orang tua yang berprofesi sebagai polisi berpangkat rendahan juga berbisnis di sela-sela menjalankan tugasnya. “Mungkin itulah yang membuat saya familiar dengan problema sosial,” imbuhnya.
PB, begitu sebutnya, hadir sebagi jawaban atas lemahnya peran intermediasi lembaga pembiayaan (bank dan non bank) kepada UKM.

Sumber: peacbromo.co.id

Shareholders PEAC Bromo adalah Jawa Pos Group bersama saya dan kawan2 di BDS Indonesia (business development services). Pendirian PEAC Bromo difasilitasi oleh Bank Indonesia, Swisscontact, IFC-Pensa (World Bank Group), dan Pemprov Jatim. Sebagai start up business, tidak mudah mengoperasikan PEAC Bromo. Visi yang diembannya tidak mudah, bahkan cenderung sulit. Namun berkat dukungan semua pihak, PEAC Bromo mampu hadir memberi solusi bagi problem UKM, khususnya dalam hal intermediasi,” terang Samsul.
Di PEAC Bromo terdapat 5 karyawan tetap, 7 auditor, 8 staf lapangan, dan 12 consultant associate. Ada kualifikasi tertentu jika ingin bergabung bersama PEAC Bromo. Sebagai perusahaan yang produk utamanya berupa jasa konsultan, SDM konsultan yang berkualitas adalah hal yang mutlak, tidak bisa ditawar. Kualitas tersebut disesuaikan dengan bidang keahlian yang dibutuhkan perusahaan. Hal tersebut diperkuat dengan training internal maupun eksernal yang diikuti para karyawan PEAC Bromo untuk terus menerus meningkatkan kompetensinya. Saat berdirinya PEAC Bromo, ternyata Samsul tidak langsung diangkat menjadi direktur.
“Saat pendirian PEAC Bromo, saya di posisi komisaris. Komisaris utamanya saat itu adalah Arif Afandi, mantan wakil walikota Surabaya yang sekarang menjadi Dirut BUMD PWU. Beliau mewakili Jawa Pos Group. Pada tahun 2007 perusahaan menetapkan visi misi baru. Dan itu butuh tim direksi yang kuat. Maka saya diminta untuk menjadi nakhoda PEAC Bromo. Alhamdulillah, sampai hari ini bisa berjalan sesuai harapan,” ujarnya lega.
Dengan membuka cabang di Jakarta dan Malang, PEAC Bromo mengandalkan pengalaman kerja dengan komunitas UKM dan jaringan kerja yang luas di seluruh Indonesia. Pelatihan manajemen bisnis adalah program rutin selain program lain yang telah dilakukan, seperti inovasi dan teknologi, pelatihan dan pendampingan, pengembangan kewirausahaan, akses pembiayaan, dan akses pemasaran. Karena berbentuk PT, dana berasal dari bisnis yang digelutinya: jasa konsultasi, jasa pelatihan, jasa pendampingan, fee akses pembiayaan, fee akses pemasaran, fee audit, dan lain-lain. Dari sekian banyak mitra kerja, terdapat nama-nama yang paling banyak memberi dampak baik bagi kemajuan PEAC Bromo. Dari pemerintah adalah Kementerian Koperasi & UKM, dari BUMN adalah PTPN – X, dari perusahaan swasta adalah PT Holcim, serta dari asosiasi bisnis diantaranya yaitu asosiasi BDS Indonesia dan Working Group Pendampingan KUMKM Nasional.
Selama melanglang buana, PEAC Bromo tentu pernah mengalami jatuh bangun. Perusahaan yang awal pendiriannya diprakarsai oleh berbagai lembaga besar, ternyata harus merevisi secara mendasar visi dan misinya di tahun ketiga.
“Hal tersebut dikarenakan terjadi perubahan signifikan di eksternal perusahaan yang mau tidak mau harus direspon dengan segera. Juga berkurangnya dukungan para mitra pendiri PEAC Bromo (sesuai dengan perjanjian awal, mereka memberi dukungan selama 2-3 tahun), menyebabkan PEAC Bromo harus menyusun ulang rencana bisnisnya agar mampu mandiri, berkelanjutan, dan semakin eksis,” tutur Samsul.
Sebagai seorang direktur, Cak Sam memiliki keinginan terpendam yang selama ini belum tercapai untuk memajukan PEAC Bromo. Ia bertekat untuk membuat sistem konsultasi bisnis.
”Selama ini kualitas layanan ditentukan oleh kualitas individu. Sehingga acapkali didapati pelayanan yang fluktuatif. Dengan adanya sistem yang baik, diharapkan kualitas layanan kepada klien akan bisa dipertahankan dengan sebaik-baiknya,” tandas pria asli Kediri tersebut.

Target Hidup
Sebagai seorang manusia biasa, tentu Samsul ingin semua target hidupnya tercapai. Samsul mempunyai pemikiran bahwa manusia baru beroleh derajat bila dapat memberi manfaat bagi sesama. Target hidup selalu diperbaharui setiap tahun, menyesuaikan dengan kondisi sekitar dan kesiapan diri. ”Khoirunnas anfauhum linnas,” kata Samsul mantap.
Dalam mengemban visi-misi keilmuan kepada masyarakat itu, Samsul merasa target hidupnya sebagian besar sudah terpenuhi. Optimal atau tidaknya tergantung pada hasil kemudian.
“Peran kita akan optimal bila mampu masuk ke dalam ranah kebijakan. Sejak tahun 90an saya memperjuangkan hadirnya business development services bagi UKM yang terjangkau dan berkualitas serta bersinergi dengan pemerintah dan swasta. Sejak 2002 telah berhasil saya dirikan Asosiasi Business Development Indonesia yang memiliki cabang di semua provinsi di seluruh Indonesia. Tahun 2008 berhasil memasukkan peran BDS-P ke dalam Undang-Undang nomor 20  tentang usaha mikro kecil dan menengah. Dan saat ini tengah bekerja keras mewujudkan model pendampingan terintegrasi dengan mendirikan Pusat Layanan Usaha Terpadu. Tahun ini dibangun PLUT di 21 titik. Tahun depan 50 titik. Diharapkan akhir 2017 sudah terbangun PLUT di semua kabupaten/kota,” bebernya penuh harap.

Kehidupan Pribadi
Bapak tiga anak yang tinggal di Jalan Manyar Indah XII/Blok AB-11 Surabaya itu mengaku bahwa waktunya bersama keluarga telah tersita karena padatnya aktivitas. Namun ia tetap berusaha untuk menjalin komunikasi melalui telepon dan internet. “Keluarga juga penting, dan ini cukup membantu,” cetusnya.
Samsul sangat menyayangi istri dan anak-anaknya. Arti Artati Nangin, istrinya, bekerja seharian penuh di PMA dari Senin sampai Jumat.
“Itulah sebabnya kami memutuskan menyekolahkan 3 anak kami di sekolah yang menerapkan full day school. Pilihan kami jatuh ke Sekolah Alam Insan Mulia. Sejak PG/TK, mereka sekolah di sana. Sampai saat ini, mereka masih kerasan belajar di SAIM. Vania, anak pertama saya, saat ini duduk di kelas VIII, menjabat sebagai ketua OSIS setelah menang mutlak hampir 80% di pemilihan langsung. Vania juga pernah juara lomba menulis tingkat nasional, berhadiah liburan ke Bali. Anak ke-2, Aaqila. Duduk di kelas VII SAIM. Pribadi yang sangat peduli kepada saudara dan kawan-kawannya. Bersama dengan sahabat-sahabatnya, mereka baru saja memenangkan lomba Pop Group Deteksi Jawa Pos. Yang ragil, Hata Adiatha. Baru kelas IV SD. Hobinya sepakbola dan renang. Bersama timnya pernah mengalahkan tim SD Internasional Jepang Surabaya dalam pertandingan persahabatan sepakbola,” akunya senang.
Saat ditanya tentang cita-cita hidup yang belum tercapai, Samsul mengaku ingin mendirikan sekolah unggulan berbasis pendidikan karakter.
“Saat ini sudah merintis berupa PAUD di Kediri. Sejak awal  PAUD tersebut menolak calistung diajarkan di PG/TK, karena merusak tahapan pembelajaran anak. Alhamdulillah saat ini pemerintah sudah tegas melarang calistung sebagai test masuk ke SD,” ujarnya sambil tersenyum.

Unesa
Semasa di Unesa, Samsul sempat aktif di beberapa organisasi, yaitu di HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) dan di BNC (Biology Natural Club). Pada masa itu, mantan mahasiswa yang mengidolakan Bu Wati tersebut sempat tidak serius belajar.
“Saya belajar serius di kampus IKIP kira-kira sampai semester 5 saja. Selebihnya banyak waktu yang saya gunakan untuk berkumpul dengan kawan-kawan dari ITS dan Unair untuk belajar banyak hal. Ketidakseriusan saya kuliah di kampus IKIP tersebut dikarenakan kekecewaan saat semester lima diminta menggantikan sementara mengajar Biologi di salah satu SMA di Surabaya tengah. Saya berpikir bila mengajar 4x perbulan, maka honor saya adalah sebesar Rp2500,00x4. Ternyata saya salah hitung. Honor Rp2500,00 perjam tersebut adalah honor sebulan. Uang tersebut tidak cukup hanya untuk sekedar pengganti biaya transport. Maka sejak itu saya putuskan saya harus bisa bekerja selain mengajar. Mengajar adalah pilihan terakhir, bila memang tidak ada lagi yang bisa saya kerjakan. Tentu situasinya berbeda dengan saat ini, dimana penghargaan kepada profesi guru sudah sangat memadai,” keluhnya panjang lebar.
Sebagai seorang mahasiswa, Samsul juga mempunyai cerita nakal yang ia lakukan bersama kawan-kawannya dulu. Pak Ghozi (almarhum) adalah dosen matakuliah kimia. Orangnya disiplin, tidak boleh ada yang terlambat kuliah. Suatu saat beliau datang terlambat. Karena ditunggu 10 menit tidak datang, anak-anak satu kelas sepakat untuk keluar ruang kuliah. Pak Ghozi pun kelimpungan saat mendapati ruang kelasnya kosong melompong. “Kalau dihitung-hitung rugi juga, wong sudah bayar kok nggak mau kuliah,” cetusnya sambil tertawa.
Di akhir obrolannya, Samsul sempat berpesan kepada mahasiswa Unesa agar mereka dapat berprestasi.
“Sedari awal tetapkan tujuan hidup dan tujuan kuliah dengan tegas dan jelas. Gunakan kesempatan belajar di kampus untuk membangun live skills yang sangat dibutuhkan saat hidup di masyarakat nanti. Apa sajakah itu? Jujur, tertib, disiplin, dan bertanggungjawab. Juga perlu belajar berorganisasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Semuanya tersebut mutlak diperlukan bila ingin sukses dalam hidup. Belajar rajin dan tekun tentu wajib. Namun itu saja tidak akan cukup membawa anda ke jenjang kesuksesan,” ujar pria lulusan S3 UNS tersebut (San).

Biodata Pribadi
Nama Lengkap: Samsul Hadi
Nama Panggilan : Cak Sam
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 21 april 1965
Alamat asal : Jl. HOS Cokroaminoto No. 16 Pare, Kediri, Jatim
Alamat sekarang : Jl. Manyar Indah XII / Blok AB-11 Surabaya
Riwayat Pendidikan
1.     SD     : Muhammadiyah Pare Kediri
Mulai tahun 1972 s/d 1978
2.     SMP  : SMP Negeri Pare
Mulai tahun 1978 s/d 1981
3.     SMA/SMK : SMA Negeri Pare
Jurusan       : IPA
Mulai tahun 1981 s/d 1984
4.     Perguruan Tinggi
a.     S1
Di IKIP Negeri Surabaya
Jurusan Pendidikan Biologi
Mulai tahun 1985 s/d 1990.
b.     S2
Di Univ Narotama
Jurusan Manajemen SDM
Mulai tahun 1997 s/d 1999
c.      S3
Di UNS Surakarta
Jurusan Pemberdayaan Masyarakat
Mulai tahun 2012 s/d 2013

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

No comments:

Post a Comment